Daun bertaburan

Tuesday 20 December 2011

naskah tulisan (2)


universitas gunadarma
tugas #manajemen umum
nama: mochamad alwy kurniawan
npm: 34111520
kelas: 1db04



PERGAULAN  PEMUDA DI ABAD 20

Pergaulan anak muda jaman sekarang bisa di bilang semakin “edan”. Karena kalau di bandingkan dengan remaja di era 80-an, hampir 180 derajat perubahannya.  Anak remaja zaman sekarang  lebih suka hura-hura dan pengennya yang praktis-praktis aja. Karena kemajuan teknologi  sudah modern dan fasilitas untuk mereka pun udah semakin menunjang.  Kadang untuk mendapatkan sesuatu mereka memilih jalan singkat yang penting  tujuan mereka tercapai. Sedangkan pemuda di jaman dulu,  lebih giat belajar dan bekerja supaya cita-cita mereka tercapai. Dan perjuangan mereka untuk maju  pun lebih berat.
Pergaulan anak muda jaman sekarang juga sudah mengarah pada hal-hal yang negative seperti dugem, Narkoba dan seks bebas.  Banyak juga yang suka mengeluarkan kata-kata kotor dan menyebut nama-nama binatang seperti Anjing dan monyet, sebagai bahasa gaul. Padahal hal itu gak penting banget untuk di sebut dan malah membuat mereka seperti tidak berpendidikan karena senang berkata kotor. Tapi seolah hal itu biasa dan kalau tidak begitu di bilang gak gaul.

Berbagai macam gadget teknolongi pun udah makin canggih. Dan mereka seperti udah tersihir oleh semua teknolongi itu. misalnya aja ponsel dan Blackberry. Hampir setiap orang memilikinya dan gak pernah lepas dari genggaman hingga kemanapun mereka pergi selalu memegang benda itu. Bahkan telinga mereka pun selalu di sumbat earphone untuk mendengarkan music kemanapun mereka pergi. Seakan mereka gak mau mendengar yang lainnya selain music dan music.  Saking asik bermain dengan benda-benda itu, sampe lupa diri dan malas mengerjakan yang lain seperti belajar dan beribadah.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat gak selalu membawa dampak positif bagi remaja  kita. Di tambah lagi dengan banyaknya jejaring social di dunia maya seperti facebook, twiter dan masih banyak lagi  yang membuat mereka bisa lebih mudah berkenalan dengan orang baru.  Tergantung dari masing-masing mereka menyukapinya. Ada yang di gunakan untuk silaturahmi ada juga yang malah di gunakan untuk kejahatan. Gak sedikit kejahatan yang terjadi akibat jejaring social itu.

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Untuk mencegah semakin terpuruknya anak muda dari kesenangan semu itu harus segera di lakukan pencegahan. Peran orang tua sangat berperan penting untuk perkembangan anak-anaknya. Agar mereka tidak terjerumus dalam hal-hal negative  tersebut. Pendalaman agama juga sangat penting sebagai tuntunan  hidup mereka.

Orang tua yang sibuk terkadang kurang mengawasi perkembangan anak-anaknya dan mereka kurang memperhatikan mereka hidup yang matrialistis hingga mereka sibuk bekerja dan tidak meperhatikan putra putri mereka. Hingga anak-anak kurang kasih sayang dan mencari pelampiasan di luar rumah.
Perlu juga di adakan penyuluhan tentang pergaulan bebas yang dapat menimbulkan penyakit seksual yang sangat berbahaya seperti HIV dan AIDS.

Peran serta dari semua pihak sangat berpengaruh untuk perkembangan fisik dan mental pemuda Indonesia karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini di pertaruhkan. Dan kita sebagai pemuda Indonesia juga harus  menjalani hidup ini dengan penuh semangat dan tidak menyimpang demi masa depan yang cerah.

Saturday 17 December 2011

naskah tulisan (1)


univeristas gunadarma
tugas:#manajemen umum
nama: mochamad.alwy.kurniawan
npm:34111520
kelas: 1db04

udah gak musim jam karet

Kalian pasti ngerasa sebel banget kalau ada temen yang pakai jam karet. Apa lagi kalu sudah datang ke suatu acara tepat waktu, tetapi mulai molor . jadi bikin emosi aja dengan hal-hal yang  engga “on time” .

Tepat waktu tidak hanya berkaitan dengan janji dengan teman atau pun dengan mulai nya suatu acara, tetapi bisa juga berkaitan dengan tugas  yang dikumpulkan tidak tepat waktu yang jadi nya bisa mengurangi nilai kita. Padahal kalian pasti tau kalau waktu itu sangat berharga, tidak bisa tergantikan, atau bahkan tidak terbeli dengan apapun.  Kalau kita berusaha menghargai waktu , pasti hari-hari akan lebih efisien  dan bisa di isi dengan hal lain yang lebih bermanfaat.

Sebenarnya alam sudah mengajarkan kita untuk tepat waktu, contohnya matahari yang selalu terbit  di timur dan tenggelam di barat. Kita belum pernah menemui matahari yang terbit di tempat yang berbeda . Nah, dari situ kita bisa belajar untuk menempati janji dan tepat waktu.

Korupsi waktu !!!
 kalau suka menunda nunda, tidak tepat waktu, bisa dikatakan korupsi waktu. Setuju enggak? Karena dengan terlambat, banyak hal yang dirugikan. Banyak akibat yang akan muncul bila kita tidak tepat waktu. Jadwal yang sudah disusun pasti akan berantakan, bisa mundur beberapa lama bahkan, tugas yag seharus nya diselesaikan hari ini juga jadi terlambat . Sedikit tips untuk kalian, yaitu cintailah waktu yang kita punya sehingga kita pun akan menghargai waktu dengan melakukan hal-hal yang berguna. Kalau semua tugas dan pekerjain selesai tepat waktu pasti kita akan mempunyai waktu lebih banyak.

Mendobrak jam karet !!!
Misalnya saja, kalau ada tugas yang dikumpulkan jam 07.00 mereka mengunakan bervariasi waktu nya. Ada yang sejak pagi mengumpulkan tugas nya ada juga yang  tepat jam 07.00 . tetapi masih ada juga yang mengumpulkan terlambat, dengan alasan komputer nya eror. Menurut saya anak muda bisa lebih disipilin dengan waktu jangan malah membudayakan jam karet.

Mungkin kalian sudah tau kenapa negara orang bisa maju, salah satu nya karena mereka menghargai waktu. Di negara maju bahkan jadwal kereta api, misalnya selalu tepat waktu. Jadi orang punbisa mengantisipasi dengan tepat kapan berangkat dan tiba disebuah tempat. Kalu kita masih tetap mengunakan jam karet, semakin kelaut lah negeri kita. Ayo bagkit buang jam karet! Tepat lah pada waktu.

Friday 16 December 2011

controlling/pengawasan


universitas gunadarma
tugas: #manajemen umum
nama: mochamad.alwy.kurniawan
npm:34111520
kelas: 1db04



 Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah


Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0304/U/1980 tentang Struktur Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menempatkan pengawas dan penilik sekolah sebagai tenaga dua fungsi. Maksudnya, mereka memiliki posisi jabatan struktural dan juga berposisi pada jabatan fungsional. Akan tetapi, dengan keluarnya Keputuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, pengawas sekolah dan penilik sekolah (kemudian bernama pengawas sekolah) murni menjadi pejabat fungsional. Jabatan struktural yang melekat padanya dilepaskan oleh keputusan itu itu. Sejak itulah pengawas sekolah bertugas sebagai penilai dan pembina bidang teknik edukatif dan teknik adminsitratif di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.


Secara tegas dikatakat dalam Keputusan Menpan No. 118/1996 sebagai berikut,
”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”


Inti tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah adalah menilai dan membina. Subjek yang dinilai adalah teknis pendidikan dan administrasi pendidikan. Penilaian menurut PP 19/2005, bab I, pasal 1, ayat (17) adalah seperti betikut ini, ”Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.”  Sedangkan Kepmenpan No. 118/1996, bab I, pasal 1, ayat (8) menyatakan, ”Penilaian adalah penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolok ukur) yang ditetapkan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah.”


Terkait dengan tugas menilai, seorang pengawas sekolah melakukan pengumpulan informasi tentang subjek dan objek kerjanya (teknik pendidikan dan administrasi). Informasi  itu kemudian diolah sedemikian rupa. Hasil olahan informasi itu digunakan  untuk mengukur atau menentukan derajat kualitas subjek. Hasil penilaian tersebut akan menginformasikan kepada pengawas sekolah bahwa teknik pendidikan di satuan pendidikan tertentu telah memenuhi tolok ukur (standar) yang ditetapkan atau sebaliknya. Begitu pula halnya dengan teknik administrasi.


Kepemenpan Nomor 118/1996, Bab I, pasal 1, ayat:


(9)    Pembinaan adalah memberi arahan, bimbingan, contoh, dan saran dalam pelaksanaan pendidikan sekolah.


(10)  Memberikan arahan adalah upaya Pengawas Sekolah agar guru dan tenaga lain di sekolah yang diawasi dalam melaksanakan  tugasnya lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan.


(11)  Memberikan bimbingan adalah upaya Pengawas Sekolah agara guru dan tenaga lain di sekolah yang diawasi mengetahui secara lebih rinci kegiatan yang harus dilaksanakan dan cara melaksanakannya.


(12)  Memberikan contoh adalah upaya Pengawas Sekolah yang dilaksanakan dengan cara yang bersangkutan bertindak sebagai guru yang melaksanakan proses belajar mengajar/bimbingan untuk materi tertentu di depan kelas/ruangan bimbingan dan kenseling dengan tujuan agar guru yang diawasi dapat mempraktikkan model mengajar/membimbing yang baik.


(13)  Memberikan saran adalah upaya pengawas sekolah agar sesuatu proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah lebih baik dari pada hasil yang dicapai sebelumnya atau berupa saran kepada pimpinan untuk menindaklanjuti  pembinaan yang tidak dapat dilaksanakan sendiri.


Berdasarkan hal di atas, ada sejumlah komepetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah. Secara garis besar ada dua kompetensi yang harus dimliki, yakni kompetensi menilai dan kompetensi membina. Wawasan pengeawas sekolah dalam bidang penilaian sangatlah dibutuhkan. Mulai dari memahami konsep penilaian, jenis penilaian, indikator penilaian, instrumen penilaian, mengolah hasil penlaian, sampai kepada  memanfaatkan hasil penilaian untuk pembinaan, merupakan hal wajib yang harus dikuasai pengawas sekolah. Selain itu, melaksanakan penilaian dengan kiat yang tepat juga merupakan bagian dari komeptensi yang tidak boleh dilupakan. Sehubungan dengan ini, ada empat kelompok tugas pengawas sekolah yaitu: (1) merencanakan penilaian yang dilengkapi dengan instrumennya; (2) melaksanakan penilaian sesuai dengan kaidah-kaidah  penilaian; (3) mengolah hasil penilaian dengan teknik-teknik pengolahan yang ilmiah; dan (4) memanfaatkan hasil penilaian untuk berbagai keperluan.


Kompetensi dalam membina juga demikian halnya. Pengawas sekolah haruslah memahami konsep pembinaan, jenis-jenis pembinaan, strategi pembinaan, komunikasi dalam membina, hubungan antarpersonal dalam membina, dan sebagainya. Sekaitan dengan pembinaan, pengawas sekolah juga harus piawai merencanakan pembinaan, melaksanakan pembinaan, menilai hasil pembinaan, dan menindaklanjuti hasil pembinaan. Dengan kompetensi-kompetensi itu tentu keberadaan pengawas di satuan pendidikan benar-benar diharapkan dan dirindukan.


Berdasarkan hal itu tugas pokok pengawas sekolah dapat dirumuskan selaras dengan ayat 1, pasal 2, Kepmenpan Nomor 118/1996 sebagai beirkut, ”Pengawas Sekolah mempunyai tugas pokok menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggungjawabnya.”


Operasional Kerja Pengawas Sekolah


Operasiaonal kerja pengawas sekolah  pada satuan pendidikan adalah supervisi yang berwujud  penilain dan pembinaan yang dilakukan pengawas sekolah terhadap satuan pendidikan (sekolah). Objek pembinaan dan penilaiannya adalah teknis pendidikan dan teknis administrasi. Proses yang dilakukan meliputi empat langkah penting, yakni perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan penindaklanjutan. Pengorganisasian dilakukan dalam program kerja yang meliputi program kerja tahunan dan program kerja semesteran. Semua kegiatan dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun dan dari satu semester ke semester berikutnya.


Pada akhir tahun pelajaran, pengawas sekolah melakukan refleksi terhadap kegiatan supervisi yang dilakukannya sepanjang tahun itu. Hasil refleksi itu akan memberikan informasi tentang pelaksanaan supervisi yang tuntas dan yang tidak tuntas sesuai dengan rencana. Hal yang tuntas sesuai dengan rencana tidak perlu dilanjutkan pada tahun berikut. Hal yang belum tuntas menurut ukuran rencana, perlu dilanjutkan pada tahun berikut. Dengan demikian, perencanaan supervisi tahun berikut memiliki landasan empiris yang jelas, yakni pengalaman atau data supervisi tahun yang lalu.


Selain merefleksi hasil supervisi tahun lalu, pengawas sekolah juga membahas, mengkaji, dan menganalisis kebijakan-kebijakan mutakhir yang diterbitkan birokrasi pendidikan. Kebijakan itu dibahas secara rinci, terutama yang terkait langsung dengan tujuan supervisi dan bidang tugas pengawas sekolah. Kebijakan bisa berasal dari pemerintah dan bisa juga dari pemerintah daerah. Atau mungkin dinas pendidikan setempat juga mengeluarkan kebijakan bidang pendidikan. Dengan menganalisis dan memanfaatkan kebijakan bidang pendidikan, berarti perencanaan supervisi yang disusun pengawas sekolah memilki dasar yuridis yang jelas pula.


Hal lain yang diperhatikan adalah perkembangan ilmu dan pengetahuan. Perkembangan ilmu dan pengetahuan bisa terkait dengan substansi disiplin ilmu, bisa juga terkait dengan pendekatan, metode, dan teknik supervisi. Perkembangan ilmu dan pengetahuan tersebut hendaklah menjadi perhatian pengawas sekolah dalam menyusun perencanaan supervisi. Kemudian, perkembangan ilmu dan pengetahuan yang relevan dapat dijadikan landasan penyusunan perencanaa tahun itu. Dengan demikian, perencanaan supervisi yang disusun pengawas sekolah memiliki landasan teoretis yang jelas.


Perencanaan supervisi, kemudian disebut program kerja pengawas sekolah terdiri dari program tahunan dan program semester. Program tahunan dibuat oleh sekelompok pengawas sekolah yang diberi tugas oleh koordinator pengawas sekolah. Program semesteran dibuat oleh masing-masing pengawas sekolah untuk ruang lingkup kerja satuan pendidikan yang dibinanya. Program semesteran ini disusun berdasarkan program rahunan. Jadi, program tahunan berlaku untuk suatu kota atau kabupaten dan menjadi pedoman untuk menyusun program semesteran. Program semesteran adalah program masisng-masing pengawas sekolah untuk sekolah yang menjadi tanggungjawabnya.


Berdasarkan uraian di atas, perencanaan atau program supervisi satuan pendidikan (sekolah) memiliki tiga landasan penting. Ketiga landasan penting itu adalah landasan empiris, landasan yuridis, dan landan teoretis. Dengan ketiga landasan tersebut, perencanaan atau program supervisi diharapkan bedayaguna dan berhasil guna, efektif dan efisien.


Aplikasi perencanaan meliputi dua bidang utama yakni teknik pendidikan dan teknik administrasi. Teknik pendidikan berhubungan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dengan segala aspeknya. Pembelajaran itu sendiri sekurang-kurangnya meliputi lima bidang pokok yakni penyusunan program, penyajian program, penilaian hasil dan proses, menganalisis hasil belajar, dan menyusun serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan. Sekaitan dengan itu, pertama-tama yang harus dinilai oleh pengawas sekolah adalah program yang disusun oleh pendidik. Apakah program itu telah memenuhi standar atau belum? Kalau belum, di mana belumnya? Apa faktor penyebabnya? Dan mungkin sejumlah pertanyaan lain dapat dimunculkan. Barangkali, pertanyaan utama yang diajukan untuk penyusunan program oleh pendidik adalah, ”Berapa persenkah jumlah pendidik di bawah pengawasan saya yang telah menyusun program pembelajaran dengan benar (menurut standar yang ditetapkan)?


Sebelum menjawab pertanyaan itu, tentu pengawas sekolah telah memiliki standar kelayakan suatu program pembelajaran. Jika standar itu belum ditetapkan, seyogyanya itulah langkah awal yang harus dilakukan oleh pengawas sekolah besama-sama pada satu kabupaten/kota bersama pengawas sejenis. Standar kelayakan itu menjadi penting, karena itulah yang menjadi panduan atau dasar bagi pengawas sekolah untuk menilai dan membina pendidikan dalam menyusun program pembelajaran. Tanpa mengenal standar kelayakan suatu program, pengawas sekolah akan cendrung semena-mena dalam menilai dan membina. Tentu saja hasil penilaian dan pembinaan tidak akan optimal dan tidak akan bermanfaat untuk peningkatan mutu.


Hal yang sama juga berlaku untuk penyajian program, penilaian hasil belajar, analisis hasil belajar, dan perbaikan serta pengayaan. Standar-standar masing-masing kegiatan itu jika belum terumuskan secara spesifik, tentu itulah yang pertama-tama dikerjakan oleh kelompok pengawas mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, bimbingan dan koenseling, serta pengawas sekolah dasar dan teman kanak-kanak. Sudahkah standar kelayakan itu ada? Inilah yang harus dijawab pertama-tama oleh para pengawas sekolah.


Untuk membantu para pengawas sekolah, seyogyanya kembali ke Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 19  ayat (1) misalnya menyatakan, ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan psikologis peserta didik.” Jika hal ini dijadikan sebagai standar kelayakan penyajian program, tentu perlu dirumuskan indikator dari setiap item kelayakan itu. Dari indikator-indikator itulah lahirnya instrumen penilaian yang merupakan bagian dari perencanaan supervisi.


Kalau sasaran supervisi adalah teknik administrasi, pengawas sekolah juga menetapkan standar kelayakannya. Misalnya pengelolaan satuan pendidikan sebagai bagian dari teknik administrasi, pengawas sekolah juga dapat mepedoman PP 19/ 2005 yang berhubungan dengan standar pengelolaan. Dari standar-standar yang ada itu pula dapat disusun indikator pengelolaan yang kemudian akan melahirkan instrumen penilaian tentang pengelolaan satuan pendidikan. Hal yang sama juga berlaku untuk bidang lain yang terkait dengan standar nasional pendidikan.


Bila kedua bidang (teknik pendidikan dan adminsitrasi) telah dinilai, tentu diperoleh sejumlah data tentang itu. Data atau informasi tersebut akan berbicara kepada pengawas sekolah setelah melalui pengolahan yang benar. Informasi tersebutlah yang kemudian dijadikan landasan untuk melakukan pembinaan. Katakanlah misalnya, jumlah pendidik di bawah binaan seorang pengawas sekolah hanya 50 persen yang dapat membuat program pembelajaran berdasarkan standar kelayakan. Padahal, target seorang pengawas sekolah dalam program semesternya adalah 80 persen pendidik yang dibinanya mampu menyusun program pembelajaran berdasarkan standar kelayakan. Oleh karena itu, ada 30 persen lagi dari jumlah guru yang ada yang harus dibina. Bentuk, metode, dan teknik pembinaan terhadpa  30 persen pendidik itu dituangkan ke dalam perencananaan atau program pembinaan.  Dengan demikian, pada akhir tahun pembelajaran akan dapat dilakukan refleksi terhadap pembinaan yang dilakukan. Begitu seterusnya untuk bidang-bidang yang lain.

PP 19/2005, pasal 19, ayat (3) menyatakan, ”Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.” Pada pasal 23 ditegaskan, ”Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (3) meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.”


Pengawas sekolah berkewajiban menyusun laporan atas kegiatan supervisinya. Laporan tersebut selain digunakan untuk menyusun perencanaan supervisi tahun berikutnya, juga digunakan sebagai pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang dipikulkan kepadanya. Pasal 58 ayat (5) PP 19/2005 menyatakan, ”Untuk pendidikan dasar, menengah, dan nonformal laporan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan ditujukan kepada Bupati/ Walikota melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan dan satuan pendidikan bersankutan.”

Simpulan
Makalah sederhana ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1)     tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah adalah melaksanakan penilaian dan pembinaan;
(2)     penilaian dan pembinaan dilakukan terhadap bidang teknik pembelajaran dan teknik administrasi;
(3)     dalam melakukan pembinaan pengawas sekolah melaksanakannya dengan memberi arahan, bimbingan, contoh, dan saran;
(4)     implementasi dari supervisi satuan pendidikan (sekolah) adalah melakukan penilaian dan pembinaan;
(5)     mutu pendidikan dalam konteks makalah ini adalah mutu proses dan mutu hasil yang mengacu kepada standar nasional pendidikan (PP 19/2005);
(6)     untuk meningkatkan mutu tersebut peranan pengawas sangat penting.


Sumber:
http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/07/03/peranan-pengawas-sekolah-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/#wrapper

actuating/pengarahan


universitas gunadarma
tugas: #manajemen umum
nama: mochamad.alwy.kurniawan
npm:34111520
kelas: 1db04



Pengertian Pengarahan Dalam Manajemen sekolah
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin.
Pengertian pengarahan sendiri yaitu kegiatan untuk menggerakkan atau mengarakan oarang lain supaya bisa dan dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang di inginkan.
Seorang menejer yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja mereka.
Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan yaitu:
1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2) Memberikan petunjuk umum dan khusus
3) Mempengaruhi anggota, dan
4) memotivasi
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara memotivasi bawahan adalah:
a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
B. Motivasi
Motivasi sebagai bagian penting dari fungsi pengarahan mempunyai beberapa pengertian, menurut Mc. Ceiied(1961) bahwa dalam diri indifidu terdapat kebutuhan-kebutuhan pokok yang mendorong tingkah lakunya. Adapun kebutuhan pokok menurut maslow ada 5 yaiturasa aman, kebutuhan sosial,kebutuan akan prestasi, dan kebutuhan mempertinggi kapitas kerja.
Sedangkan menurut Harsey dan Blancat(1982)motivasi pada dasarnya adalah kebutuhan , keinginan, dorongan, atau gerakan hati dalam diri seseorang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan mengenai pengertian motivasi, yaitu suatu keadan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masingindifidu.
Pemahaman motivasi bukan hal yang mudah, karena motivasi meupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorng dan tidak nampak dari luar. Motivasi ini akan dapat turlihat melalui prilaku seseorang. Oleh karena itu ada beberapa pendekatan mengenai motivasi, antara lain:
a) Pendidikan Tradisional
pendakatan ini diperoleh oleh bapak manajemen frederick W.Tajlor menurut pendekatan ini, motivasi seseorang didorong oleh keinginannya untuk memperoleh gaji. Jadi seseorang akan bergerak apabila ada stimulus berupa uang sebagai upah atas apa yang mereka lakukan dalam hal ini manajemen dianggap lebih tau dibandingkan dengan karyawan, karena pada umumnya karyaman yang malas tidak mau bekerja akan lebih bersemangat untuk bekerja apabila ada stimulus berupa uang tersebut.
b) Pendekatan hubungan manusiawi(human relation)
salah satu tokoh dalam pendekatan ini adalah Elton Mijo. Pendekatan ini mendorong motivasi seseorang dengan cara sosial, misalnya dengan adanya pengajian rutin mingguan, arisan bulanan dan sebagainya. Yang bisa mendorong mereka untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Pendekatan ini memperbaiki pendekatan tradisional, karena aspek sosial seseorang tidak hanya pada uang.
c) pendekatan human resburse management
pendekatan ini lebih beda dari pendekatan diatas , kalau kedua pendekatan di atas tadi lebih menonjolkan manager, tapi kalau pendekatan ini berpendapat bahwa kepentingan anggota harus diperhitungkan dan pekerjaan itu sendiri dapat memberi motivasi terhadap anggota yg bersangkutan. Di sini tugas manager tidak hanya mendorong anggotanya untuk patuh padanya baik melalui intensif uang maupunmelalui penyediaan kebutuhan sosial.
Dari berbagai pendekatan di atas sudah jelas bahwa motivasi dalam pengarahan merupakan faktor penting yang mendukung prestasi kerja, namun demikian motivasi bukanlah satu-satunya pendukung utama terhadap prestasi kerja. Prestasi kerja seseorang juga tergantung pada faktor lalu yaitu kemampuan dan persepsi peranan. Diantara kunci prestasi kerja yaitu kemampuan yang baik, prestasi peranan yang tepat dan motivasi yang tinggi.
C. Teori Isi Motivasi
Teori isi motivasi merupakan cara lain untuk melihat motivasi yang akan diberikan, teori ini ingin melihat faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berprilaku tertentu, kebutuhan yang diinginkan pada dasarnya. Teori isi ini ingin melihat apa isi dari motivasi tersebut.
Isi teri motivasi ini digolongkan menjadi 3 bagian diantaranya yaitu:
a) Teori Isi Motivasi Moslow
Menurut moslow kebutuhan manusia itu tersusun secara hirarkis misalny akebutuhan pertama mereka adalah kebutuhan fisiologis, setelah kebutuhan itu terpenuhi kemudian bergerak menjadi kebutuhan yang keamananya lebih tinggi yaitu kebutuhan sosial kemudian pengakuan dan yang paling tinggi yaitu aktualisasi penjelasan atau kebutuhan tersebut
b) Teori Isi Motivasi Aldefer ( ERG )
Teori ini merupakan variasi dari teori moslow, menurut Aldelfer dorongan motivasi terbentuk dari tiga hal yaitu:
E =exticence yaitu bersal dari beberapa kebutuhan fisiologis seperti: makan, minum, gaji dsb.
R = relatedness yang berasal dari kebutuhan bersosialisasi dengan orang lain.
G = growth yang mendorong seseoran untuk lebih kreatif dan produktif.
c) Teori Isi Motivasi David Mc clelland
d) Teori Isi Motivasi Herzberg
Teori ini membagi kebutuhan dasar yang memotivasi manusia menjadi 3 bagian antara lain:
1. kebutuhan akan kekuasaan ( need for power atau n- power ) orang seperti ini biasanya menginginkan posisi kepemumpinan
2.kebutuhan akan afiliasi ( need for affiliation atau n-aff ) orang seperti ini mempunyai hybungan yang akrab, saling memahami dan menyukai hubungan baik dengan orang lain
3.kebutuhan prestasi ( need for achievement atau n-ach ) orang seperti ini menginginkan tantangan, suka bekerja lebih lama dan ingin menjalankan sendiri usahanya, mereka ingin berprestasi dan mempunyai keinginan keras untuk sukses.
Dalam hal ini manager mempunyai n-ach yang lebih tinggi, hal ini disebabkan manager berprestasi dalam lingkungan yang kompetitif.
e) Teori Isi Motivasi Herzberg
Dari hasil wawancaranya dengan para akuntan dan insinyur, Herzberg menyimpulkan bahwa ada dua faktor yang menentukan mativasi seseorang, yaitu:
1) Satisfiers, yaitu pendorang yang dapat mendorong motivasi seseoang
2) Dissatisfier, yaitu faktor yang tidak dapat mendorong motivasi seseoang
Apabila Dissatisfier ini ada, maka orang tersebut akan merasa terganggu dengan pekerjaannya, namun jika sebaliknya motivasi akan dapat muncil dengan sendirinya dari orang tersebut
Dari beberapa teori diatas seorang menejer dapat menentukan kebutuhan anggota dan dapat memberi motivasi serta membantu anggotanya untuk bekerja agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Kesimpulan
Dari berbagai keterangan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Pengarahan yaitu kegiatan untuk menggerakkan atau mengarakan oarang lain supaya bisa dan dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang di inginkan.
2. Motivasi yaitu suatu keadan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masingindifidu.
3. Diantara isi teori motivasi yaitu:
a) Teori isi motivasi Maslow
b) Teori isi motivasi Alderfer
d) Teori isi motivasi Herzberg
Saran
Bagi seorang manajer haruslah dapat memahami anggotanya, apa yang mereka perlukan dalam pekerjaan atau tugasnya. Banyak sekali cara yang dapat digunakan sesuai isi makalah diatas.hai tersebut dimaksudkan supaya hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan

DAFTAR PUSTAKA
Suryosubroto.B. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriyatno, Triyo dan Marno. 2008. Manajeman dan Kpepimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Rafika Aditama.
http://pandidikan.blogspot.com/2010/11/pengarahan-dalam-managemen-madrasah.html

pengorganisasian


universitas gunadarma
tugas: #manajemen umum
nama: mochamad.alwy.kurniawan
npm:34111520
kelas: 1db04


      Pengorganisasian Pendidikan sebagai suatu Sistem
   Perencanaan merupakan hal penting yang perlu dibuat untuk setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan. Perencanaan adalah penentuan secara matang dan cerdas tentang apa yang dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.
Suatu rencana yang telah tersusun secara matang dan ditetapkan berdasarkan perhitungan-perhitungan tertentu, tentunya tidak dengan sendirinya mendekatkan organisasi pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk merealisir suatu rencana ke arah tujuan yang telah ditetapkan, memerlukan pengaturan-pengaturan yang tidak saja menyangkut wadah dimana kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan, namun juga aturan main yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi agar bekerja sama mencapai tujuan organisasi.
pengorganisasian pendidikan ditujukan untuk menghimpun semua potensi komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang sinergis untuk dapat menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Suatu system memiliki tiga komponen atau elemen utama yaitu (1) input, (2) proses, dan (3) output. Ketiga elemen di dalam system saling berkaitan satu sama lain. Bila konsep system tersebut kita terapkan secara lebih operasional, dapat disajikan gambar suatu proses organisasi sekolah dalam bidang pendidikan, maka diagramnya adalah sebagai berikut:
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan.
Melalui iklim demokratis, diharapkan seluruh komponen organisasi sekolah dapat berperan aktif. Sehingga terlahir berbagai kreativitas, gagasan-gagasan yang penuh improvisasi dan inovatif, sehingga sekolah berkembang lebih maju. Sehingga dapat dihindari tindakan pimpinan yang semena-mena dan bawahan yang kemana-mana.


Ciri-ciri dan Unsur-unsur Pengorganisasian
Ciri-ciri pengorganisasian meliputi:
1. Organisasi sebagai suatu sistem, yaitu adanya seperangkat unsur yang saling bergantung dan berhubungan antara yang satu dan yang lainnya.
2. Organisasi merupakan struktur, yang mana mempunyai kadar formalitas, pembagian tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh anggota kelompok.
3. Adanya perencanaan yang dilakukan secara sadar berdasarkan rasionalitas dan pedoman-pedoman yang jelas.
4. Adanya koordinasi dan koorprasi yang baik diantara orang-orang yang bekerja sama, menunjukkan bahwa tindakan-tindakan orang-orang tersebut berjalan ke arah suatu tanggung jawab tertentu.

contoh: Pengorganisasian kelas
Dimaksudkan agar pelaksanaan KBM berjalan secara optimal, yang dilakukan diantaranya:
  • Pengaturan tata ruang
  • Pembentukan organisasi kelas
  • Pengaturan tempat duduk
  • Pembentukan kelompok kerja
Prinsip-prinsip pengorganisasian yaitu:
a) Mempunyai tujuan yang jelas.
b) Tujuan organisasi harus dipahami oleh seluruh anggota organisasi.
c) Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap orang dalam organisasi.
d) Adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi.
e) Adanya kesatuan perintah.
f) Adanya keseimbangan antara wewenanga dan tanggung jawab seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
g) Adanya pembagian tugas yang jelas.
h) Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin.
i) Pola dasar organisasi harus relatif permanen.
j) Adanya jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi itu.
k) Adanya balas jasa yang setimpal yang diberikan kepada setiap anggota organisasi.
l) Penempatan orang yang bekerja dalam organisasi itu hendaknya sesuai dengan kemampuannya.

Langkah-langkah pengorganisasian:
a) Pemerincian seluruh pekerjaan.
b) Pembagian beban pekerjaan.
c) Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

kesimpulan:
pengorganisasian adalah proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personel sekolah lainnya) serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang tersebut dalam rangka mencapai tujuan sekolah.

sumber:
http://pandidikan.blogspot.com/2010/11/pengorganisasian-dalam-managemen.html
http://forumsejawat.wordpress.com/2011/06/08/pengorganisasian-pendidikan-sebagai-suatu-sistem/

planning/perencanaan


universitas gunadarma
tugas: #manajemen umum
nama: mochamad.alwy.kurniawan
npm:34111520
kelas: 1db04


perencanaan bisnis

Dengan pengangguran yang terus meningkat, harga rumah jatuh karena surplus persediaan, dan pinjaman usaha kecil di berhenti, resesi ini tampaknya tidak mungkin untuk segera berakhir. Pemulihan akan lambat dan Amerika tentu tidak akan menikmati kemakmuran beberapa tahun yang lalu untuk waktu yang lama untuk datang. Ini bukan hanya ekonom yang berpikir dengan cara ini. "Setengah dari populasi di [a] baru jajak pendapat ABC News berpikir baik keamanan pekerjaan dan prospek pensiun dalam tahun-tahun mendatang akan tetap buruk daripada pra-resesi mereka tingkat." ("Poll: Keamanan Pekerjaan Kurang 'New normal,'" ABC News Unit Polling, 15 Juni 2009, analisis oleh Gary Langer) ini kepercayaan, atau kekurangan itu, merupakan bagian integral dari siklus ekonomi. Analisis selanjutnya mengatakan, "Mereka harapan berkurang - ditambah rasa sakit dari penurunan saat ini -. Yang memicu PHK dalam perilaku konsumen yang fundamental bisa membentuk kembali ekonomi"

Pada dasarnya, konsumen hunkering turun untuk membatasi pengeluaran, menghemat uang, menghemat sumber daya, dan mengubah cara mereka telah hidup. Pengaruh besar pada kesehatan ekonomi adalah kondisi psikologis konsumen. Ketika ada suatu keyakinan yang luas bahwa pengeluaran melampaui kebutuhan adalah bijaksana, orang akan mengubah kebiasaan mereka dan sebagai hasilnya, beberapa bisnis akan harus menutup pintu mereka. Perekonomian molting menjadi binatang, yang baru lebih ramping. Daripada bereaksi dalam keputusasaan untuk menghindari kehancuran, perusahaan harus berinteraksi dengan situasi saat ini dengan tindakan pemikiran inovatif dan maju.

Tidak peduli kemerosotan ekonomi, meningkatkan keuntungan biasanya nomor satu tujuan dari bisnis apapun. Untuk memastikan profitabilitas, perusahaan harus menunjukkan keunggulan kompetitif atas orang lain dalam industri, baik oleh kepemimpinan biaya (produk yang sama sebagai pesaing, harga yang lebih rendah), diferensiasi (harga yang sama, pelayanan yang lebih baik), atau fokus pada segmen pasar eksklusif ( niche). Untuk pemeliharaan jangka panjang keunggulan kompetitif, perusahaan harus memastikan bahwa metode yang tidak dapat diduplikasi atau ditiru. Hal ini membutuhkan analisis yang konstan dan teratur penciptaan kembali strategi kompetitif.

Resesi adalah waktu yang optimal untuk menemukan kembali keunggulan kompetitif karena tekanan ekonomi lemah akan memisahkan bisnis yang kuat dari yang lemah, dengan lemah jatuh keluar dari permainan sepenuhnya. Bisnis Anda akan menjadi kuat jika Anda memiliki rencana tindakan berdasarkan sebuah penelitian industri kecil, analisis dari apa yang Anda miliki dan apa yang Anda inginkan, dan pemantauan terus menerus dari hasil rencana Anda. Ini jenis inovasi ini tidak hanya kebutuhan sekarang, tetapi merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam cara Anda melakukan bisnis.

Tiga tindakan dasar untuk menumbuhkan bisnis dalam iklim ekonomi adalah: meningkatkan efisiensi (mempertahankan output sekaligus mengurangi input, seperti waktu dan uang); meningkatkan volume (menghasilkan lebih banyak dalam rangka untuk menyebarkan biaya tetap); mereorganisasi bisnis (tujuan perubahan, metode dan / atau filsafat). Jika Anda berencana untuk mengimplementasikan salah satu dari ini, Anda mungkin juga berencana untuk menerapkan mereka semua. Dengan berfokus pada salah satu strategi di atas, Anda akan menemukan efek riak yang menyebabkan kebutuhan untuk mengatasi yang lain. Ini adalah hal yang baik.

Sebelum memulai sebuah bisnis, ada satu tahap  yang disebut dengan perencanaan bisnis, dan ini sangat luas dan bervariasi, tergantung dari skala ataupun jenis bisnis yang akan kita jalani.
Di sini tidak menguraikan ataupun membahas secara lengkap mengenai perencanaan bisnis (business plan) tersebut, di sini hanya menuliskan pengertian dasar daripada perencanaan bisnis dan sebagian hal yang perlu diperhatikan.
Perencanaan bisnis adalah pembahasan tertulis yang menguraikan hal-hal yang mendasari pertimbangan pendirian bisnis / usaha dan  yang berkaitan dengan pendirian bisnis tersebut, yang mempunyai tujuan dasar : kenapa bisnis ini dilakukan, bagaimana melakukannya, faktor-faktor apa yang menunjang bisnis ini berhasil, dll.
Jadi inti dari suatu perencanaan bisnis adalah penghubung antara ide dan kenyataan artinya bagaimana ide diwujudkan menjadi kenyataan dengan mengetahui faktor-faktor yang menjadi pemicu keberhasilan dan kegaagalan suatu bisnis.
Tentunya kalau ini dibahas satu-persatu akan sangat panjang, namun demikian berikut kami sampaikan hal-hal yang perlu di ingat :
  • Tuliskan perencanaan bisnis secara singkat, padat dan jelas.
  • Buat perencanaan bisnis yang mudah dipahami.
  • Berorientasi pada keadaan masa yang akan datang.
  • Jangan terlalu bermuluk-muluk
  • Tuliskan resiko-resiko yang mungkin dihadapi.
  • Tunjukkan bukti-bukti yang akurat dalam menyusun argumentasi dan perhitungan.
  • Tulisan harus fokus, jangan melenceng kemana-mana.
  • Identifikasikan dengan jelas pasar dan konsumen.  

sumber :
http://bisnisnusaha.blogspot.com/2011/10/perencanaan-bisnis.html
http://revolsirait.com/perencanaan-bisnis


Followers