Daun bertaburan

Monday 11 November 2013

Pembuatan Model Data dan Desain Database


Nama: Moch Alwy Kurniawan
Npm: 34111520
kelas: 3DB04

Seperti kebanyakan perusahaan pada umumnya, sebuah perusahaan harus berubah ke pendekatan database untuk menyimpan data akuntansinya. Di dalam pembahasan ini, Akan diperlihatkan bagaimana cara mendesain dan mendokumentasikan database relasional untuk suatu sistem informasi akuntansi. Akan diperlihatkan bahwa masih ada banyak hal untuk dipelajari selain hanya mempelajari sintaksis tentang bagaimana menggunakan suatu DBMS tertentu. Membangun database yang akurat membutuhkan banyak perencanaan yang hati-hati dan desain, bahkan sebelum perancang data base duduk di depan komputer.
Pembahasan berikut ini memusatkan perhatian pada pembuatan model data, yang merupakan salah satu aspek desain database yang harus dipahami para akuntan. Pembahasan ini akan memperkenalkan model akuntansi REA dan diagram E-R, serta menunjukkan bagaimana mempergunakan alat-alat ini untuk membangun sebuah model data SIA.
Kemudian, Pembahasan berikutnya akan mendeskripsikan bagaimana mengimplementasikan hasil model data dalam database relasional. Ingatlah selalu bahwa walaupun diskusi memusatkan perhatian pada database relasional, prinsip-prinsipnya tetap dapat diterapkan pada jenis database apa pun.
Pembahasan menyeluruh tentang Pembuatan Model Data dan Desain Database meliputi:
  • Proses Desain Database.
  • Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram)
  • Model Data REA
  • Membangun Diagram REA untuk satu Siklus Akuntansi
  • MengImplementasikan Diagram REA dalam Database Relational
  • Memadukan Diagram REA Antar Siklus
  • Menggunakan Diagram REA.



memperlihatkan enam langkah dasar dalam mendesain database.
Tahap pertama terdiri dari perencanaan awal untuk menetapkan kebutuhan dan kelayakan pengembangan sistem baru. Tahap ini mencakup penilaian awal mengenai proposal kelayakan teknologi dan ekonomi.
Tahap kedua mencakup identifikasi kebutuhan informasi para pemakai, menetapkan lingkup sistem baru yang diajukan, serta menggunakan informasi yang berkaitan dengan perkiraan jumlah pemakai dan volume transaksi, untuk membantu Anda membuat keputusan awal mengenai persyaratan hardware dan software.
Tahap ketiga mencakup pengembangan berbagai skema berbeda untuk sistem yang baru, pada tingkat konseptual, eksternal, dan internal.
Tahap keempat mencakup penerjemahan skema tingkat internal ke struktur database sesungguhnya, yang akan diimplementasikan ke dalam sistem yang baru tersebut. lni juga merupakan tahap pengembangan aplikasi baru.
Tahap kelima, (implementasi) mencakup seluruh aktivitas yang berhubungan dengan mentransfer data dari sistem sebelumnya ke database SIA yang baru, menguji sistem yang baru, dan melatih para pegawai mengenai cara penggunaarmya.
Tahap keenam, atau tahap terakhir berkaitan dengan penggunaan dan pemeliharaan sistem yang baru. Tahap ini mencakup pengawasan yang hati-hati atas kinerja sistem baru dan kepuasan pemakai, untuk menetapkan kebutuhan untuk meningkatkan dan memodifikasi sistem.
Oleh sebab itu, perubahan dalam strategi dan praktik bisnis atau perkembangan baru yang signifikan dalam teknologi informasi, akan memprakarsai penyelidikan atas kelayakan pengembangan suatu sistem baru. Jadi, seluruh proses di atas akan diulang kembali (lihatlah anak panah yang kembali ke tahap perencanaan).


  
Para akuntan dapat dan seharusnya berpartisipasi dalam seluruh tahapan proses desain database, walaupun tingkat keterlibatan mereka dalam setiap tahap akan bervariasi.
Pada tahap perencanaan, akuntan menyediakan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kelayakan proyek yang diajukan, dan juga terlibat dalam membuat keputusan mengenai hal tersebut.
Di dalam analisis mengenai persyaratan dan tahap desain, akuntan berpartisipasi dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakai, mengembangkan skema logis, mendesain kamus data (data dictionary), serta menentukan pengendalian.
Akuntan dengan keahlian SIA yang baik dapat berpartisipasi dalam tahap pengkodean (coding).
Selama tahap implementasi, akuntan dapat membantu menguji keakuratan database yang baru tersebut dan program aplikasi yang akan menggunakan data tersebut.
Terakhir, akuntan menggunakan sistem database untuk memproses transaksi, dan kadang-kadang bahkan membantu mengelolanya.

Akuntan dapat menyumbangkan nilai yang besar bagi organisasi mereka dengan cara bertanggung jawab atas pembuatan model data. Pembuatan model data (data modeling) adalah proses menyusun database, agar database tersebut benar-benar mewakili seluruh aspek organisasi, termasuk interaksi organisasi dengan lingkungan eksternal.



Seperti yang diperlihatkan dalam pembuatan model data terjadi baik selama tahap analisis persyaratan maupun pada tahap desain.
Dua alat penting yang dapat dipergunakan oleh akuntan untuk memungkinkan keterlibatan dalam pembuatan model data adalah diagram E-R dan model data REA.

Diagram hubungan-entitas (entity-relationship) merupakan suatu teknik grafis yang menggambarkan skema database. Disebut sebagai diagram E-R karena diagram tersebut menunjukkan berbagai entitas yang dimodelkan, serta hubungan antar-entitas tersebut. Entitas (entity) adalah segala sesuatu yang informasinya ingin dikumpulkan dan disimpan oleh organisasi. Di dalam diagram E-R, entitas muncul dalam bentuk persegi panjang, sedangkan hubungan antar-entitas diwakili oleh bentuk wajik.

Sebagai contoh, diagram E-R di bagian atas Gambar DD-2 memperlihatkan bahwa sehagian besar organisasi mengumpulkan dan memelihara informasi mengenai transaksi bisnisnya seperti pesanan pelanggan, penjualan, serta penerimaan tunai/kas. Diagram di bagian bawah gambar tersebut memperlihatkan bahwa diagram E-R dapat dibuat untuk tujuan apa pun, seperti untuk membuat model komponen-komponen yang penting dalam olah raga.
Diagram E-R tidak hanya menunjukkan isi dari suatu database, tetapi juga secara grafis merupakan model suatu organisasi. Jadi, diagram E-R dapat dipergunakan tidak hanya untuk mendesain database, tetapi juga untuk mendokumentasikan dan memaharni database yang telah ada, serta untuk mengubah secara total proses bisnis. pembahasan ini akan memusatkan perhatian pada cara penggunaan diagram E-R untuk mendesain database, serta untuk memahami isi database yang telah ada.

Seperti yang diperlihatkan di dalam diagram E-R dapat terdiri dari berbagai jenis entitas dan hubungan antar-entitas. Oleh sebab itu, langkah yang penting dalam mendesain database termasuk pula proses memutuskan entitas mana yang perlu dibuat modelnya. Model data REA dipergunakan tuntuk mengambil keputusan mengenai hal semacam ini.


Model data REA secara khusus dipergunakan dalam desain database SIA sebagai alat pembuatan model konseptual yang fokus pada aspek semantik bisnis yang mendasari aktivitas rantai nilai suatu organisasi.
Model data REA memberikan petunjuk dalam desain database dengan cara mengidentifikasi entitas apa yang seharusnya dimasukkan ke dalam database SIA, dan dengan cara menentukan bagaimana membuat struktur antar entitas dalam database tersebut.


Sumber:
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/category/sistem-informasi-akuntansi/pembuatan-model-data-dan-desain-database/

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI



Nama: Moch Alwy Kurniawan
Npm: 34111520
kelas: 3DB04

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
  • Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
  • Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

SIA terdiri dari 3 subsistem:
  • Sistem pemrosesan transaksi : mendukung proses operasi bisnis harian.
  • Sistem buku besar/ pelaporan keuangan : menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
  • Sistem pelaporan manajemen : yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.

A. Ancaman atas Sistem Informasi Akuntansi
Perusahaan telah semakin bergantung pada SIA, yang juga telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas informasi. Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut , perusahaan menghadapi resiko atau ancaman yang bisa terjadi kepada SIA mereka. Ancaman –ancaman tersebut bisa disebabkan oleh sebagai berikut:
1. Kehancuran karena bencana alam dan politik
2. Kesalahan pada sofware dan tidak berfungsinya peralatan
3. Tindakan yang tidak disengaja
4. Tindakan sengaja (kejahatan komputer)

B. Mengapa Ancaman SIA Meningkat
Banyak perusahaan yang tidak secara memadai melindungi data mereka karena beberapa alasan:
1. Masalah pengendalian komputer sering diremehkan
2. Implikasi-implikasi pengendalian untuk berpindah dari sistem komputer tidak dipahami
3. Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa keamanan data adalah hal yang penting untuk kelangsungan hidup perusahaan mereka.

C. Tinjauan Konsep Pengendalian
Pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting yaitu:
1. Pengendalian untuk pencegahan, mencegah timbulnya suatu masalah sebelum mereka muncul
2. Pengendalian untuk pemeriksaan
3. Pengendalian korektif memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan

D. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian terdiri atas faktor-faktor berikut ini.
1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
2. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi.
3. Struktur organisasional.
4. Badan audit dewan komisaris
5. Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab.
6. Kebijakan dan praktek-praktek dalam SDM.
7. Pengaruh-pengaruh eksternal.

E. Aktivitas Pengendalian
Secara umum, prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini:
1. otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
2. Pemisahan tugas
3. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai.
4. Penjagaan aset dan catatan yang memadai.
5. Pemeriksaan independen atas kinerja.


F. Penilaian Resiko
sistem pengendalian internal dengan menggunakan strategi manajemen resiko dibawah ini.
1. Indentifikasi ancaman.
2. Perkirakan resiko
3. Perkirakan resiko Exposure
4. Identifikasi pengendalian.
5. Perkirakan biaya dan manfaat.
6. Menetapkan efektivitas biaya dan manfaat.

G. Informasi dan Komunikasi
Tujuan utama dari SIA adalah mencatat, memproses, menyimpan, meringkas dan mengkomunikasikan informasi atas suatu organisasi. Hal ini berarti akuntan harus memahami:
1. Transaksi diawali.
2. Data didapat dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin
3. File komputer diakses dan diperbarui.
4. Data diproses untuk mempersiapkan sebuah informasi.
5. Informasi dilaporkan ke para pemakai internal dan eksternal.

H. Mengawasi Kinerja
Komponen kelima dari pengendalian internal adalah pengawasan. Metode utama untuk mengawasi kinerja mencakup:
1. Supervisi yang efektif
2. Akuntansi pertanggungjawaban
3. Audit internal




Sumber:



 




Followers