Nama: Moch Alwy Kurniawan
Npm: 34111520
kelas: 3DB04
Seperti
kebanyakan perusahaan pada umumnya, sebuah perusahaan harus berubah ke
pendekatan database untuk menyimpan data akuntansinya. Di dalam pembahasan ini,
Akan diperlihatkan bagaimana cara mendesain dan mendokumentasikan database
relasional untuk suatu sistem informasi akuntansi. Akan diperlihatkan bahwa
masih ada banyak hal untuk dipelajari selain hanya mempelajari sintaksis
tentang bagaimana menggunakan suatu DBMS tertentu. Membangun database yang
akurat membutuhkan banyak perencanaan yang hati-hati dan desain, bahkan sebelum
perancang data base duduk di depan komputer.
Pembahasan
berikut ini memusatkan perhatian pada pembuatan model data, yang merupakan
salah satu aspek desain database yang harus dipahami para akuntan. Pembahasan
ini akan memperkenalkan model akuntansi REA dan diagram E-R, serta menunjukkan
bagaimana mempergunakan alat-alat ini untuk membangun sebuah model data SIA.
Kemudian,
Pembahasan berikutnya akan mendeskripsikan bagaimana mengimplementasikan hasil
model data dalam database relasional. Ingatlah selalu bahwa walaupun diskusi
memusatkan perhatian pada database relasional, prinsip-prinsipnya tetap dapat
diterapkan pada jenis database apa pun.
Pembahasan
menyeluruh tentang Pembuatan Model Data dan Desain Database meliputi:
- Proses Desain Database.
- Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram)
- Model Data REA
- Membangun Diagram REA untuk satu Siklus Akuntansi
- MengImplementasikan Diagram REA dalam Database Relational
- Memadukan Diagram REA Antar Siklus
- Menggunakan Diagram REA.
memperlihatkan enam langkah dasar dalam mendesain database.
Tahap
pertama terdiri dari perencanaan awal untuk
menetapkan kebutuhan dan kelayakan pengembangan sistem baru. Tahap ini mencakup
penilaian awal mengenai proposal kelayakan teknologi dan ekonomi.
Tahap
kedua mencakup identifikasi kebutuhan
informasi para pemakai, menetapkan lingkup sistem baru yang diajukan, serta
menggunakan informasi yang berkaitan dengan perkiraan jumlah pemakai dan volume
transaksi, untuk membantu Anda membuat keputusan awal mengenai persyaratan hardware
dan software.
Tahap
ketiga mencakup pengembangan berbagai
skema berbeda untuk sistem yang baru, pada tingkat konseptual, eksternal, dan
internal.
Tahap
keempat mencakup penerjemahan skema tingkat
internal ke struktur database sesungguhnya, yang akan diimplementasikan ke
dalam sistem yang baru tersebut. lni juga merupakan tahap pengembangan aplikasi
baru.
Tahap
kelima, (implementasi) mencakup seluruh
aktivitas yang berhubungan dengan mentransfer data dari sistem sebelumnya ke
database SIA yang baru, menguji sistem yang baru, dan melatih para pegawai
mengenai cara penggunaarmya.
Tahap
keenam, atau tahap terakhir berkaitan
dengan penggunaan dan pemeliharaan sistem yang baru. Tahap ini mencakup
pengawasan yang hati-hati atas kinerja sistem baru dan kepuasan pemakai, untuk
menetapkan kebutuhan untuk meningkatkan dan memodifikasi sistem.
Oleh
sebab itu, perubahan dalam strategi dan praktik bisnis atau perkembangan baru
yang signifikan dalam teknologi informasi, akan memprakarsai penyelidikan atas
kelayakan pengembangan suatu sistem baru. Jadi, seluruh proses di atas akan
diulang kembali (lihatlah anak panah yang kembali ke tahap perencanaan).
Para
akuntan dapat dan seharusnya berpartisipasi dalam seluruh tahapan proses desain
database, walaupun tingkat keterlibatan mereka dalam setiap tahap akan
bervariasi.
Pada
tahap perencanaan, akuntan menyediakan informasi yang digunakan untuk
mengevaluasi kelayakan proyek yang diajukan, dan juga terlibat dalam membuat
keputusan mengenai hal tersebut.
Di
dalam analisis mengenai persyaratan dan tahap desain, akuntan berpartisipasi
dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakai, mengembangkan skema logis,
mendesain kamus data (data dictionary), serta menentukan pengendalian.
Akuntan
dengan keahlian SIA yang baik dapat berpartisipasi dalam tahap pengkodean
(coding).
Selama
tahap implementasi, akuntan dapat membantu menguji keakuratan database yang
baru tersebut dan program aplikasi yang akan menggunakan data tersebut.
Terakhir,
akuntan menggunakan sistem database untuk memproses transaksi, dan
kadang-kadang bahkan membantu mengelolanya.
Akuntan
dapat menyumbangkan nilai yang besar bagi organisasi mereka dengan cara
bertanggung jawab atas pembuatan model data. Pembuatan model data (data
modeling) adalah proses menyusun database, agar database tersebut benar-benar
mewakili seluruh aspek organisasi, termasuk interaksi organisasi dengan
lingkungan eksternal.
Seperti
yang diperlihatkan dalam pembuatan model data terjadi baik selama
tahap analisis persyaratan maupun pada tahap desain.
Dua
alat penting yang dapat dipergunakan oleh akuntan untuk memungkinkan
keterlibatan dalam pembuatan model data adalah diagram E-R dan model data REA.
Diagram
hubungan-entitas (entity-relationship) merupakan suatu teknik grafis yang
menggambarkan skema database. Disebut sebagai diagram E-R karena diagram
tersebut menunjukkan berbagai entitas yang dimodelkan, serta hubungan
antar-entitas tersebut. Entitas (entity) adalah segala sesuatu yang
informasinya ingin dikumpulkan dan disimpan oleh organisasi. Di dalam diagram
E-R, entitas muncul dalam bentuk persegi panjang, sedangkan hubungan
antar-entitas diwakili oleh bentuk wajik.
Sebagai
contoh, diagram E-R di bagian atas Gambar DD-2 memperlihatkan bahwa sehagian
besar organisasi mengumpulkan dan memelihara informasi mengenai transaksi
bisnisnya seperti pesanan pelanggan, penjualan, serta penerimaan tunai/kas.
Diagram di bagian bawah gambar tersebut memperlihatkan bahwa diagram E-R dapat
dibuat untuk tujuan apa pun, seperti untuk membuat model komponen-komponen yang
penting dalam olah raga.
Diagram
E-R tidak hanya menunjukkan isi dari suatu database, tetapi juga secara grafis
merupakan model suatu organisasi. Jadi, diagram E-R dapat dipergunakan tidak
hanya untuk mendesain database, tetapi juga untuk mendokumentasikan dan
memaharni database yang telah ada, serta untuk mengubah secara total proses
bisnis. pembahasan ini akan memusatkan perhatian pada cara penggunaan diagram
E-R untuk mendesain database, serta untuk memahami isi database yang telah ada.
Seperti yang diperlihatkan di dalam diagram E-R
dapat terdiri dari berbagai jenis entitas dan hubungan antar-entitas. Oleh
sebab itu, langkah yang penting dalam mendesain database termasuk pula proses
memutuskan entitas mana yang perlu dibuat modelnya. Model data REA dipergunakan
tuntuk mengambil keputusan mengenai hal semacam ini.
Model
data REA secara khusus dipergunakan dalam desain database SIA sebagai alat
pembuatan model konseptual yang fokus pada aspek semantik bisnis yang mendasari
aktivitas rantai nilai suatu organisasi.
Model
data REA memberikan petunjuk dalam desain database dengan cara mengidentifikasi
entitas apa yang seharusnya dimasukkan ke dalam database SIA, dan dengan cara
menentukan bagaimana membuat struktur antar entitas dalam database tersebut.
Sumber:
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/category/sistem-informasi-akuntansi/pembuatan-model-data-dan-desain-database/
Sumber:
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/category/sistem-informasi-akuntansi/pembuatan-model-data-dan-desain-database/